19 April 2025
RCEP memperkuat integrasi ASEAN

Sumber: antaranews.com

Pojok Kini – Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, menyatakan bahwa Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) telah memberikan kontribusi besar dalam memperkuat integrasi regional ASEAN. Selain itu, perjanjian tersebut juga dinilai mampu membangun hubungan ekonomi yang saling menguntungkan antara negara-negara anggota. Pernyataan ini disampaikan dalam pidato pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bisnis Kamboja-ASEAN 2025 yang digelar di Phnom Penh pada Kamis (6/3).

Dalam kesempatan tersebut, Hun Manet menjelaskan bahwa ASEAN berhasil menempatkan dirinya sebagai pusat strategis bagi aliran investasi global. Keberhasilan ini tidak terlepas dari kuatnya perdagangan intra-ASEAN dan hubungan dagang yang erat dengan negara-negara di luar kawasan. Selain itu, lingkungan investasi yang kondusif juga semakin mendorong ASEAN menjadi tujuan utama bagi para pelaku usaha dan investor.

Menurutnya, kawasan ASEAN menawarkan peluang investasi yang menarik karena didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang dinamis serta komitmen kuat terhadap integrasi ekonomi dan kerja sama regional. Ia menekankan bahwa keberhasilan ASEAN dalam menjalin kemitraan ekonomi dapat dilihat dari berbagai perjanjian perdagangan bebas yang telah ditandatangani dengan negara-negara utama di dunia.

RCEP sendiri merupakan perjanjian perdagangan bebas yang mulai berlaku pada tahun 2022 dan mencakup 15 negara di kawasan Asia Pasifik. Negara-negara yang tergabung dalam RCEP terdiri dari 10 anggota ASEAN, yaitu Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Selain itu, lima mitra dagang utama ASEAN juga turut serta dalam perjanjian ini, yakni China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru.

Hun Manet menambahkan bahwa dengan adanya ratifikasi RCEP, ASEAN semakin menunjukkan komitmennya untuk memperkuat kerja sama regional dan memperdalam integrasi ekonomi. Ia menilai bahwa model kerja sama ASEAN yang berbasis pada prinsip multilateralisme dan konsensus telah menjadi faktor utama dalam keberhasilan integrasi ekonomi kawasan.

Lebih lanjut, ia juga menegaskan bahwa sebagai anggota Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO), Kamboja terus berkomitmen untuk menjalankan praktik perdagangan yang transparan dan adil. Negara tersebut juga berupaya menciptakan lingkungan bisnis yang lebih terbuka guna meningkatkan daya saing ekonomi nasional.

Dalam pidatonya, Hun Manet mengungkapkan bahwa fokus utama Kamboja saat ini adalah mewujudkan komunitas ekonomi yang semakin terintegrasi dan dinamis. Upaya ini dilakukan melalui berbagai kebijakan liberalisasi serta fasilitasi perdagangan yang lebih kuat agar mampu memberikan manfaat maksimal bagi seluruh negara anggota ASEAN.

Dengan semakin kuatnya integrasi regional yang didorong oleh RCEP, ASEAN diharapkan dapat terus meningkatkan perannya dalam perekonomian global. Melalui kemitraan yang erat dengan negara-negara mitra, kawasan ini dapat menjadi kekuatan ekonomi yang lebih solid dan mampu menghadapi tantangan global di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *