
Sumber: antaranews.com
Pojok Kini – Seorang warga Badui yang menjadi korban gigitan ular tanah akhirnya meninggal dunia sebelum sempat mendapatkan penanganan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banten. Kejadian ini menimpa Santini, seorang perempuan berusia 50 tahun yang tinggal di Kampung Cisadane, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak.
Koordinator Sahabat Relawan Indonesia (SRI), Muhammad Arif Kirdiat, menyampaikan bahwa korban terkena gigitan ular berbisa saat sedang membersihkan kebun huma di kawasan hutan Badui. Menurutnya, kemungkinan besar kematian Santini terjadi karena keterlambatan dalam mendapatkan bantuan medis yang memadai.
Perjalanan menuju fasilitas kesehatan yang jauh menjadi kendala utama dalam upaya penyelamatan. Korban awalnya dibawa ke Klinik Relawan Sahabat Indonesia (SRI) yang terletak di Cijahe, Kecamatan Cirinten, sebelum akhirnya dirujuk ke RSUD Banten. Jarak yang harus ditempuh mencapai sekitar 80 kilometer, membuat proses evakuasi memakan waktu yang cukup lama.
Selain itu, kondisi medan yang sulit membuat warga harus menandu korban menggunakan kain samping sambil berjalan kaki melewati jalur perbukitan dan hutan. Saat tiba di RSUD Banten, Santini sudah dalam kondisi tidak bernyawa sehingga upaya medis yang direncanakan tidak dapat dilakukan.
Kabar duka ini membuat warga Badui berduka, dan pihak keluarga telah memakamkan korban di pemukiman Badui sesuai dengan adat yang berlaku. Kejadian ini kembali menyoroti sulitnya akses layanan kesehatan bagi masyarakat Badui yang tinggal di pedalaman.
Muhammad Arif Kirdiat berharap kejadian serupa tidak terulang kembali. Dirinya mengimbau agar warga Badui segera mencari pertolongan ke klinik SRI atau fasilitas kesehatan terdekat apabila mengalami gigitan ular berbisa. Jika diperlukan, rujukan ke rumah sakit harus dilakukan lebih cepat guna menghindari keterlambatan dalam penanganan medis.
Sementara itu, seorang tokoh adat Badui bernama Enip (36) mengungkapkan rasa pasrahnya atas kejadian ini. Menurutnya, segala upaya telah dilakukan untuk membawa Santini ke rumah sakit, namun takdir berkata lain. Ia menyampaikan bahwa masyarakat Badui menerima kejadian ini sebagai bagian dari perjalanan hidup yang harus dijalani.
Kejadian ini menjadi pengingat bahwa keterbatasan akses kesehatan di daerah terpencil masih menjadi permasalahan serius. Upaya untuk meningkatkan fasilitas kesehatan yang lebih dekat dengan pemukiman warga Badui perlu menjadi perhatian, agar kasus serupa tidak kembali terjadi di masa mendatang.