
https://www.antaranews.com
Pojok Kini – Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono menggelar audiensi dengan Pengurus Besar Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (PB SEMMI) untuk membahas dua isu penting yang berhubungan dengan kesejahteraan sosial dan pengakuan terhadap jasa-jasa tokoh sejarah Indonesia. Dalam pertemuan yang berlangsung pada Jumat lalu, Wamensos Agus menyampaikan pentingnya memiliki sistem Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang lebih akurat untuk menyalurkan bantuan sosial (bansos) secara tepat sasaran. Selain itu, PB SEMMI juga mengusulkan nama tokoh-tokoh Sarekat Islam yang belum mendapatkan pengakuan sebagai pahlawan nasional.
Pada kesempatan ini, Wamensos Agus memaparkan upaya Kementerian Sosial dalam menyusun data tunggal yang lebih akurat untuk memastikan penyaluran bantuan sosial tepat sasaran. Kemensos, bersama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), tengah bekerja sama untuk merumuskan dan membangun data tersebut. Agus menekankan bahwa dengan adanya data tunggal, pemerintah bisa memastikan bahwa mereka yang benar-benar membutuhkan bantuan akan menerimanya, sementara yang tidak memenuhi kriteria akan terhindar dari bantuan yang tidak tepat. Ia menjelaskan bahwa data ini nantinya akan didistribusikan kepada kementerian dan lembaga terkait lainnya agar bisa digunakan dalam berbagai program kerja mereka.
Sistem data tunggal ini juga diharapkan dapat mengurangi masalah tumpang tindih atau ketidakakuratan data yang sering kali menghambat efektivitas penyaluran bantuan sosial. Dengan adanya pemadupadanan data antar kementerian, diharapkan setiap bantuan yang diberikan akan lebih tepat dan efisien. Hal ini menunjukkan komitmen Kemensos untuk terus memperbaiki sistem kesejahteraan sosial dan memastikan bantuan tepat sasaran.
Selain membahas isu data sosial, dalam pertemuan tersebut, PB SEMMI juga mengusulkan dua nama tokoh Sarekat Islam untuk diberikan penghargaan sebagai pahlawan nasional. Sekjen PB SEMMI, Ahmad, menyampaikan bahwa pihaknya mengusulkan nama Abdoel Moethalib Sangadji dan Arudjikartawinata sebagai pahlawan nasional. Ahmad merasa bahwa kedua tokoh tersebut memiliki kontribusi besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dan sudah seharusnya mendapatkan pengakuan sebagai pahlawan nasional.
Pihak PB SEMMI menjelaskan bahwa meskipun nama Arudjikartawinata tidak banyak dikenal di Indonesia, jejak perjuangannya ditemukan di luar negeri, dan hal ini menunjukkan pengaruhnya yang luas terhadap pergerakan nasional. Ketua Bidang Perhubungan dan Imigrasi PB SEMMI, Suhendar, menambahkan bahwa mereka telah berkomunikasi langsung dengan keluarga Arudjikartawinata, yang menguatkan keyakinan mereka akan pentingnya mengenalkan tokoh ini lebih luas ke masyarakat Indonesia.
Menyikapi usulan ini, Wamensos Agus menyampaikan bahwa meskipun Kemensos memiliki kewenangan untuk mengusulkan nama pahlawan nasional, proses pengusulannya harus melalui tahapan yang telah ditetapkan, termasuk melibatkan pemerintah daerah. Agus menjelaskan bahwa proses ini tidak hanya menjadi tanggung jawab Kemensos, tetapi juga membutuhkan partisipasi berbagai pihak, terutama dari daerah tempat tokoh tersebut berasal. Kemensos, menurut Agus, akan terus memantau dan mendukung proses pengusulan ini agar bisa sampai ke Presiden untuk mendapatkan pertimbangan lebih lanjut.
Wamensos Agus juga berharap agar kedua isu yang dibahas dalam pertemuan ini—peningkatan akurasi data sosial dan pengusulan pahlawan nasional—dapat mencapai hasil yang konkret. Ia berharap, dengan adanya kolaborasi antara kementerian, lembaga, dan organisasi masyarakat seperti PB SEMMI, akan tercipta solusi yang bermanfaat untuk masyarakat Indonesia. Diskusi mengenai data sosial dan pahlawan nasional ini bukan hanya tentang perbaikan sistem, tetapi juga tentang memberikan penghargaan yang layak kepada mereka yang telah berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.
Dengan langkah-langkah konkret ini, diharapkan kesejahteraan sosial di Indonesia akan semakin terstruktur dan lebih adil, serta penghargaan terhadap jasa-jasa para pahlawan sejarah akan semakin terjaga, memberi inspirasi bagi generasi mendatang untuk terus mencintai dan menghargai perjuangan para pendahulu.