
Sumber: antaranews.com
Pojok Kini – Upaya untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata yang lebih luas di Gaza masih terus berlangsung, dengan mediator dari Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat terus melakukan tekanan terhadap Israel agar kembali ke meja perundingan. Hamas mengungkapkan bahwa berbagai kontak telah dilakukan oleh para mediator untuk memastikan implementasi semua tahap yang telah disepakati dalam perjanjian gencatan senjata sebelumnya.
Menurut pernyataan resmi dari juru bicara Hamas, Hazem Qaseem, proses mediasi masih terus berlanjut untuk memastikan Israel menjalankan seluruh fase dari kesepakatan tersebut. Ia menegaskan bahwa kelompoknya tetap berkomitmen pada semua tahapan yang telah disepakati dan berharap tekanan dari mediator dapat mendorong Israel untuk mematuhi perjanjian tersebut secara penuh.
Sementara itu, sikap keras datang dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang pada Rabu mengeluarkan ancaman terhadap Hamas. Ia menyatakan bahwa jika kelompok tersebut belum membebaskan sandera Israel, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal, maka akan ada konsekuensi berat yang harus mereka hadapi.
Namun, Hamas menolak untuk melanjutkan kesepakatan berdasarkan persyaratan yang diajukan oleh Israel. Kelompok tersebut menegaskan bahwa syarat utama untuk masuk ke tahap kedua perjanjian adalah kepatuhan penuh Israel terhadap ketentuan gencatan senjata. Selain itu, mereka juga menuntut agar negosiasi segera dilanjutkan untuk mencapai kesepakatan yang mencakup penarikan total pasukan Israel dari Gaza serta penghentian perang secara permanen.
Perjanjian gencatan senjata antara Hamas dan Israel sebelumnya telah disusun dalam tiga tahap, di mana tahap pertama telah mencakup pertukaran tahanan. Dalam tahap ini, para sandera Israel, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal, dibebaskan sebagai imbalan atas pembebasan ratusan tahanan Palestina yang berada di penjara Israel.
Hingga saat ini, sebanyak 25 sandera Israel beserta delapan jenazah telah dibebaskan oleh Hamas sebagai bagian dari implementasi tahap pertama gencatan senjata. Sebagai gantinya, ratusan tahanan Palestina telah dikeluarkan dari penjara Israel.
Namun, setelah tahap pertama perjanjian selesai, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan penolakannya untuk memasuki tahap kedua kesepakatan. Ia lebih memilih memperpanjang fase pertama yang telah berjalan selama enam minggu dibandingkan melanjutkan pembicaraan yang mencakup penghentian perang secara menyeluruh.
Ketegangan semakin meningkat setelah Israel memutuskan untuk menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza. Pada Minggu, hanya beberapa saat setelah tahap pertama gencatan senjata berakhir, Israel mulai memperketat akses terhadap bantuan yang ditujukan untuk warga Gaza. Langkah ini memperburuk kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut, yang sebelumnya sudah dalam keadaan kritis akibat perang yang berkepanjangan.
Dengan belum adanya titik temu antara kedua belah pihak, upaya para mediator menjadi semakin krusial. Mereka berusaha untuk menekan Israel agar bersedia mematuhi perjanjian yang telah disepakati serta membuka kembali negosiasi untuk tahap berikutnya. Namun, dengan sikap keras dari kedua belah pihak, penyelesaian konflik masih menghadapi berbagai hambatan yang sulit untuk dipecahkan dalam waktu dekat.