
https://www.antaranews.com
Pojok Kini – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berinovasi dalam mendukung ketahanan pangan nasional melalui program berbasis ekonomi biru. Salah satu terobosan utamanya adalah modeling kawasan tambak Budi Daya Ikan Nila Salin (BINS) di Karawang, Jawa Barat. Tambak ini telah menjadi salah satu penyuplai utama protein ikan sekaligus menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menyampaikan bahwa tambak BINS Karawang menjadi contoh sukses pengelolaan perikanan yang tidak hanya berorientasi pada produktivitas, tetapi juga keberlanjutan lingkungan. “Modeling kawasan tambak Budi Daya Ikan Nila Salin Karawang menjadi salah satu penyuplai protein ikan serta dapat memberikan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar,” ungkapnya saat kunjungan kerja ke Karawang, Senin (2/12).
Program ini tidak hanya mendukung ketahanan pangan nasional, tetapi juga menyelaraskan dengan program prioritas KKP seperti Makan Bergizi Gratis yang bertujuan meningkatkan akses masyarakat terhadap sumber protein berkualitas, terutama ikan. Dengan memanfaatkan lahan tambak yang sebelumnya tidak terpakai, KKP telah berhasil merevitalisasi area ini untuk mendukung swasembada pangan serta pemerataan ekonomi.
Tambak BINS Karawang diharapkan mampu meningkatkan produktivitas perikanan nasional sekaligus membantu memenuhi salah satu agenda besar pemerintah, yakni Asta Cita Presiden tentang swasembada pangan. Selain itu, tambak ini juga memperkuat ekonomi lokal dengan menciptakan peluang kerja baru bagi penduduk sekitar.
Dalam kunjungan kerja ke tambak BINS Karawang, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto didampingi Menteri Sakti Wahyu Trenggono meninjau langsung berbagai fasilitas dan aktivitas budi daya. Presiden melihat secara rinci proses produksi ikan nila salin, mulai dari tahap pemijahan, pendederan, pembesaran, hingga panen.
Tidak hanya sekadar meninjau, Presiden Prabowo juga berpartisipasi dalam penebaran benih ikan nila salin untuk siklus kedua di tambak tersebut. Penebaran benih ini telah dilakukan secara bertahap sejak September 2024, melanjutkan siklus pertama yang sukses dipanen pada Mei lalu. Panen sebelumnya bahkan dihadiri oleh Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo, yang mendukung keberlanjutan program ini.
Tambak BINS Karawang menjadi salah satu representasi konkret dari program ekonomi biru KKP yang mengedepankan keseimbangan antara produktivitas dan kelestarian lingkungan. Dengan teknologi dan manajemen modern, tambak ini berhasil memaksimalkan hasil perikanan tanpa merusak ekosistem sekitarnya.
Presiden Prabowo dalam sambutannya menegaskan pentingnya keberlanjutan dalam pengelolaan sumber daya alam, termasuk sektor perikanan. “Kita tidak hanya bicara tentang ketahanan pangan, tetapi juga tentang keberlanjutan ekologi yang menjamin generasi mendatang tetap dapat menikmati manfaat dari sumber daya ini,” ujar Presiden.
Selain mendukung kebutuhan protein masyarakat, tambak ini juga menjadi salah satu pendorong roda ekonomi lokal. Dengan membuka peluang kerja baru, tambak BINS membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar Karawang. Proyek revitalisasi lahan tambak idle ini menunjukkan bahwa pengelolaan sumber daya alam yang tepat dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial secara bersamaan.
Melalui program seperti tambak BINS Karawang, KKP membuktikan bahwa inovasi di sektor perikanan mampu menjadi solusi dalam menghadapi tantangan pangan global. Di sisi lain, kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan implementasi program ini.
Dengan hasil positif yang sudah diraih, program ini diharapkan dapat direplikasi di daerah lain di Indonesia. Modeling tambak BINS Karawang menjadi bukti nyata bahwa pengelolaan perikanan yang berorientasi pada keberlanjutan mampu memberikan manfaat jangka panjang, baik untuk ketahanan pangan, peningkatan ekonomi lokal, maupun perlindungan lingkungan.