16 Februari 2025
KPK Perkuat Kerja Sama Antikorupsi ASEAN dalam Forum ASEAN-PAC ke-20

https://www.antaranews.com

Pojok Kini – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia terus memperkuat sinergi pemberantasan korupsi di kawasan Asia Tenggara melalui Forum Pimpinan Lembaga Antikorupsi ASEAN-PAC ke-20. Acara ini berlangsung pada 2–5 Desember 2024 di Sanur, Denpasar, Bali, dan dihadiri oleh 10 pemimpin lembaga antikorupsi dari negara-negara anggota ASEAN, serta Timor Leste yang turut hadir sebagai observer.

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata, menjelaskan bahwa forum ini bertujuan untuk menyamakan persepsi dan memperkuat langkah bersama dalam pemberantasan korupsi di wilayah ASEAN. “Kita ketahui bersama bahwa tindak pidana korupsi kini bersifat lintas batas negara. Banyak aset-aset hasil korupsi yang disembunyikan di luar negeri, termasuk di kawasan ASEAN lainnya,” ujar Alex pada Senin (2/12) di Denpasar.

Menurut Alex, kejahatan korupsi tidak lagi hanya menjadi persoalan domestik, melainkan juga melibatkan aktor-aktor dari berbagai negara. Oleh karena itu, kerja sama dalam bentuk joint investigation di antara lembaga antikorupsi ASEAN menjadi sangat penting. Forum ASEAN-PAC kali ini menyoroti pemanfaatan teknologi sebagai kunci untuk meningkatkan efektivitas pemberantasan korupsi lintas negara.

“Dengan dukungan teknologi, batas-batas fisik antarnegara semakin bisa dijembatani. Hal ini memungkinkan penyelidikan bersama untuk menangani kasus korupsi yang melibatkan pelaku dari negara-negara berbeda di kawasan ASEAN,” tambah Alex.

Namun demikian, Alex mengakui adanya tantangan yang dihadapi, terutama terkait perbedaan sistem hukum di masing-masing negara ASEAN. Indonesia, misalnya, menganut sistem hukum kontinental, sementara Singapura dan Malaysia menggunakan sistem hukum yang berbeda. “Perbedaan ini sering menjadi kendala utama dalam upaya penegakan hukum yang melibatkan warga negara lain,” katanya.

Meski demikian, ia optimis bahwa forum semacam ini dapat menjadi ruang diskusi yang konstruktif bagi para pemimpin lembaga antikorupsi di ASEAN untuk mencari solusi atas berbagai kendala tersebut. Selain itu, forum ini juga membuka peluang untuk memperkuat kerja sama dengan lembaga internasional di luar ASEAN.

Sebagai contoh keberhasilan kerja sama internasional, Alex menyebut penyelamatan aset senilai Rp80 miliar yang berhasil dilakukan melalui kolaborasi KPK dengan Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI). Aset tersebut merupakan bagian dari kasus korupsi pengadaan KTP elektronik di Indonesia. “Kerja sama seperti ini menunjukkan bahwa pemberantasan korupsi lintas negara dapat dilakukan dengan hasil yang nyata,” tambahnya.

Forum ASEAN-PAC sendiri merupakan wadah kerja sama antarnegara anggota ASEAN untuk memerangi korupsi. Forum ini pertama kali didirikan pada tahun 2004 melalui nota kesepahaman (MoU) antara empat negara pendiri, yakni Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Singapura. Kini, keanggotaan ASEAN-PAC mencakup seluruh negara ASEAN, dengan Timor Leste bergabung sebagai observer.

Dalam pertemuan ke-20 ini, para peserta juga membahas pentingnya memperluas integrasi teknologi di semua lini pemberantasan korupsi. Teknologi dianggap sebagai alat yang efektif dalam melacak aset-aset hasil korupsi, mempercepat proses penyelidikan, serta meminimalkan celah hukum yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan.

Selain itu, forum ini juga menjadi kesempatan bagi negara-negara anggota untuk berbagi pengalaman dan strategi dalam menghadapi tantangan pemberantasan korupsi. Hal ini diharapkan dapat memperkuat solidaritas antarnegara ASEAN dalam menjaga transparansi, akuntabilitas, dan integritas di kawasan.

ASEAN-PAC ke-20 ditutup dengan komitmen untuk terus mempererat kerja sama di masa depan, termasuk melalui pelaksanaan forum tahunan berikutnya. KPK berharap kolaborasi yang terjalin ini dapat mempercepat pemberantasan korupsi tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh kawasan ASEAN.

Dengan tantangan kejahatan korupsi yang semakin kompleks, penguatan sinergi di tingkat regional dan internasional menjadi kebutuhan mendesak. Forum ini merupakan langkah penting menuju kawasan ASEAN yang bersih dari korupsi dan semakin berintegritas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *