24 Maret 2025
Indonesia Tegaskan Komitmen Non-Blok dalam Politik Luar Negeri

https://www.antaranews.com

Pojok Kini – Indonesia kembali menunjukkan komitmennya untuk menjalankan politik luar negeri bebas aktif dengan tetap mempertahankan prinsip non-blok. Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Sugiono, menegaskan bahwa negara ini tidak akan mengambil bagian dalam blok atau pakta militer mana pun. Hal ini ia sampaikan dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Senin.

Dalam rapat tersebut, Sugiono menjelaskan bahwa sejak awal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, arah politik luar negeri Indonesia telah digariskan dengan jelas. Indonesia tetap memilih berada di jalur non-aligned atau non-blok, yang artinya tidak berpihak pada kekuatan militer tertentu di tingkat global maupun regional. Keputusan ini, menurut Sugiono, sangat sejalan dengan tradisi dan amanat konstitusi negara yang tidak sesuai dengan keterikatan pada blok militer mana pun.

Ia menegaskan bahwa Indonesia berkomitmen untuk menjalin hubungan baik dengan semua negara tanpa kecuali. Diplomasi yang dilakukan selalu mengedepankan prinsip dasar yang tertuang dalam konstitusi. Meski demikian, Indonesia tetap memiliki kebebasan untuk bergabung dengan berbagai kelompok multilateral lainnya jika itu dianggap relevan dengan kepentingan nasional.

Sugiono menjelaskan bahwa politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif berarti negara ini tidak hanya menjaga jarak dari keterikatan dengan blok atau pakta militer tertentu, tetapi juga tetap aktif membangun kerja sama internasional. Pendekatan ini, kata Sugiono, menjadi tema utama dalam hubungan luar negeri Indonesia, baik dengan negara-negara tetangga di kawasan regional maupun dengan komunitas global.

Presiden Prabowo Subianto, lanjut Sugiono, telah mengambil langkah konkret untuk memperkuat hubungan Indonesia dengan dunia internasional. Dalam beberapa pekan terakhir, Presiden melakukan kunjungan kerja ke sejumlah negara untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Peru dan KTT G20 di Rio de Janeiro, Brasil. Selain menghadiri agenda multilateral tersebut, kunjungan itu juga dimanfaatkan untuk membangun dialog dan kolaborasi yang lebih erat dengan negara-negara lain.

Menurut Sugiono, dunia internasional melihat Indonesia sebagai negara yang memiliki potensi besar untuk berperan lebih signifikan di kancah global. Selain kekayaan sumber daya alam yang melimpah, jumlah penduduk Indonesia yang besar menjadi salah satu faktor strategis yang menarik perhatian banyak negara. Dengan semua kelebihan ini, Indonesia dipandang sebagai mitra potensial yang mampu menjadi jembatan, komunikator, dan penghubung di antara negara-negara dengan kepentingan yang berbeda.

Dalam rapat kerja itu, Ketua Komisi I DPR RI, Utut Adianto, bersama para wakil ketua komisi lainnya, seperti Budisatrio Djiwandono, Ahmad Heryawan, Dave Akbarshah Fikarno Laksono, dan Anton Sukartono, turut menyampaikan dukungannya terhadap kebijakan luar negeri non-blok yang dijalankan pemerintah. Hadir pula sejumlah pejabat Kementerian Luar Negeri untuk memberikan masukan terkait pelaksanaan diplomasi Indonesia ke depan.

Sugiono menegaskan bahwa kebijakan ini memungkinkan Indonesia untuk tetap berdaulat, menjaga netralitas, sekaligus menjalin hubungan baik dengan berbagai negara tanpa memihak pada salah satu kekuatan global. Dengan pendekatan ini, Indonesia diharapkan dapat terus memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas regional maupun global, sembari mengamankan kepentingan nasional di tengah dinamika geopolitik dunia.

Komitmen Indonesia untuk mempertahankan politik luar negeri non-blok merupakan cerminan dari semangat perdamaian yang selalu dijunjung tinggi oleh bangsa ini. Prinsip bebas aktif yang telah lama menjadi landasan kebijakan luar negeri Indonesia tetap relevan di era modern, di mana kerja sama dan dialog menjadi kunci dalam menghadapi berbagai tantangan global. Indonesia, dengan segala potensinya, siap untuk terus berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas dunia tanpa kehilangan identitasnya sebagai negara yang bebas, berdaulat, dan mandiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *