https://www.antaranews.com
Pojok Kini – Indonesia dan Kanada secara resmi menandatangani Pernyataan Bersama Penyelesaian Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA CEPA). Kesepakatan ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat hubungan perdagangan kedua negara, sekaligus membuka peluang baru bagi produk-produk unggulan Indonesia untuk menembus pasar Amerika Utara, khususnya Kanada.
Penandatanganan perjanjian ini dilakukan di Jakarta oleh Menteri Perdagangan RI, Budi Santoso, dan Menteri Promosi Ekspor, Perdagangan Internasional, dan Pembangunan Ekonomi Kanada, Mary Ng, dalam pembukaan kegiatan Misi Dagang Kanada ke Indonesia. Dalam sambutannya, Budi mengungkapkan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras yang memakan waktu lebih dari 2,5 tahun. Ia menyebutkan bahwa perjanjian ini akan membawa manfaat besar bagi produk Indonesia, yang kini memiliki akses pasar lebih luas hingga ke kawasan Amerika Utara.
ICA CEPA tidak hanya meliputi perdagangan barang, tetapi juga memberikan keistimewaan bagi penyedia jasa dari Indonesia. Beberapa sektor jasa yang diuntungkan antara lain bisnis, telekomunikasi, konstruksi, pariwisata, dan transportasi. Selain itu, perjanjian ini memberikan kemudahan investasi di berbagai sektor strategis seperti manufaktur, pertanian, perikanan, kehutanan, pertambangan, hingga infrastruktur energi. Hal ini diyakini akan meningkatkan daya tarik Indonesia sebagai mitra strategis bagi para investor Kanada.
Kesepakatan ini juga mencakup berbagai komitmen di bidang hak kekayaan intelektual, regulasi yang baik, perdagangan elektronik, persaingan usaha, pemberdayaan usaha kecil dan menengah (UKM), serta isu-isu lingkungan, ketenagakerjaan, dan pemberdayaan ekonomi perempuan. Komitmen ini menandai pendekatan menyeluruh dalam menciptakan hubungan dagang yang berkelanjutan dan saling menguntungkan.
Kegiatan Misi Dagang Kanada ke Indonesia yang berlangsung pada 1–3 Desember 2024 menjadi momen penting untuk merayakan kesepakatan ini. Sebanyak 180 perusahaan dari Kanada hadir untuk menjajaki peluang kerja sama dengan Indonesia di berbagai sektor prioritas, termasuk teknologi bersih, teknologi informasi, pertanian, dan infrastruktur. Dalam kesempatan tersebut, Menteri Mary Ng menyampaikan optimismenya atas masa depan hubungan dagang kedua negara. Ia menekankan bahwa saat ini adalah waktu yang tepat bagi pengusaha Kanada untuk memperluas jaringan mereka di Indonesia, sebagai salah satu ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Di sisi lain, Mary juga mengundang para pelaku usaha Indonesia untuk memanfaatkan momentum ini untuk memperluas pasar mereka di Kanada dan Amerika Utara.
Dalam lima tahun terakhir, hubungan dagang Indonesia dan Kanada menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Nilai perdagangan kedua negara meningkat rata-rata 11,24 persen per tahun, dengan nilai total perdagangan mencapai 3,4 miliar dolar AS pada 2023. Sementara itu, pada periode Januari hingga September 2024, nilai perdagangan tercatat sebesar 2,6 miliar dolar AS, meningkat 4,07 persen dibandingkan periode yang sama pada 2023. Produk ekspor utama Indonesia ke Kanada meliputi perangkat telepon, limbah daur ulang, karet alam, dan peti atau koper. Sebaliknya, produk impor dari Kanada meliputi gandum, pupuk mineral dan kimia, kacang kedelai, serta bubur kertas dan kayu.
Selain penandatanganan ICA CEPA, Indonesia juga menyampaikan dukungannya terhadap Kanada yang akan menjadi Presidensi G7 pada 2025. Menteri Budi menyatakan keyakinannya bahwa Kanada akan mampu menjalankan peran penting sebagai penghubung antara negara maju dan negara berkembang.
Perjanjian ICA CEPA ini diharapkan menjadi tonggak baru dalam hubungan ekonomi bilateral kedua negara. Dengan kesepakatan yang komprehensif, Indonesia dan Kanada kini memiliki landasan kuat untuk memperluas kerja sama ekonomi, memperkuat investasi, dan mendorong pertumbuhan perdagangan yang lebih berkelanjutan.
