
Sumber: antaranews.com
Pojok Kini – China terus memberikan perhatian besar terhadap penyelesaian berbagai isu yang melibatkan negara-negara anggota ASEAN, terutama terkait sengketa di Laut China Selatan serta maraknya praktik perjudian daring di kawasan Asia Tenggara.
Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, dalam konferensi pers tahunan di Beijing pada Jumat (6/3), menegaskan bahwa berkat upaya bersama antara China dan ASEAN selama setahun terakhir, situasi di Laut China Selatan tetap dalam kondisi damai dan stabil. Ia menyatakan bahwa wilayah tersebut masih menjadi salah satu jalur laut teraman dan tersibuk bagi navigasi serta penerbangan global.
Konferensi pers tersebut merupakan bagian dari sidang tahunan parlemen China, yang dikenal sebagai “Dua Sesi,” yang berlangsung pada 4-11 Maret 2025. Dalam agenda tersebut, berbagai pencapaian pemerintah pada tahun 2024 serta rencana kebijakan untuk tahun 2025 dibahas secara mendalam.
Wang Yi mengungkapkan bahwa China dan Indonesia telah menandatangani dokumen konsensus antarpemerintah mengenai kerja sama maritim. Selain itu, China dan Malaysia juga telah memulai dialog bilateral yang berfokus pada berbagai isu terkait maritim. Tidak hanya itu, dialog kelembagaan antara China dan berbagai pihak terkait di Laut China Selatan juga telah dibangun guna mendorong stabilitas di kawasan tersebut.
Namun, ketegangan antara China dan Filipina tetap menjadi perhatian. China menilai bahwa terdapat pihak luar yang berupaya mencampuri urusan di kawasan tersebut. Menurut Wang Yi, setiap kali Filipina mengambil langkah tertentu di laut, terdapat skenario yang telah disusun oleh pihak asing dan disebarluaskan oleh media Barat. Ia menambahkan bahwa tujuan dari tindakan tersebut tidak lain adalah untuk mencemarkan nama baik China.
Meskipun demikian, ia menilai bahwa semakin banyak masyarakat yang tidak lagi tertarik menyaksikan narasi yang sama berulang kali. Wang Yi juga menegaskan bahwa China akan tetap mempertahankan kedaulatan teritorial dan kepentingan maritimnya sesuai dengan hukum yang berlaku. Dalam pengelolaan wilayah yang disengketakan, China mengaku tetap mempertimbangkan aspek kemanusiaan, namun ia menegaskan bahwa setiap tindakan provokatif pasti akan memiliki konsekuensi tersendiri.
Terkait penyelesaian sengketa di Laut China Selatan, Wang Yi menyatakan bahwa diperlukan aturan yang jelas agar hubungan bertetangga dapat tetap terjaga dengan baik. Ia menekankan bahwa implementasi Kode Pedoman Perilaku (Code of Conduct/CoC) di Laut China Selatan harus segera diselesaikan. Wang Yi juga mengungkapkan bahwa proses konsultasi mengenai Deklarasi Perilaku Para Pihak (Declaration of Conduct/DoC) telah mengalami percepatan, di mana pembacaan teks ketiga telah diselesaikan.
China optimistis bahwa kesepakatan terkait CoC dapat segera dicapai. Oleh karena itu, China bersedia bekerja sama dengan negara-negara ASEAN untuk memperkuat dialog, menyingkirkan intervensi asing, serta menyelesaikan berbagai perbedaan yang ada. Dengan demikian, Laut China Selatan dapat benar-benar menjadi wilayah yang mencerminkan perdamaian, kerja sama, dan persahabatan.
Di samping isu maritim, China juga menyoroti meningkatnya kasus perjudian daring dan penipuan siber yang berdampak pada masyarakat Asia Tenggara. Wang Yi menjelaskan bahwa masalah tersebut menjadi perhatian serius bagi pemerintah China, terutama karena banyak warga China yang menjadi korban kejahatan tersebut.
Ia menyebutkan bahwa pemimpin China telah bekerja sama dengan para pemimpin negara tetangga, serta berkoordinasi dengan lembaga penegak hukum dan perwakilan diplomatik guna menanggulangi kejahatan lintas negara ini.
Sebagai salah satu hasil nyata dari kerja sama tersebut, lokasi-lokasi yang selama ini digunakan sebagai pusat penipuan di wilayah utara Myanmar telah dibersihkan sepenuhnya. Selain itu, empat negara, yakni China, Thailand, Myanmar, dan Laos, telah menjalin kemitraan dalam rangka menindak praktik penipuan melalui jaringan daring di wilayah perbatasan Thailand-Myanmar.
Wang Yi menegaskan bahwa langkah-langkah tersebut bertujuan untuk menghentikan praktik ilegal yang telah menjerat banyak orang. Ia juga menegaskan bahwa pemberantasan jaringan kriminal ini harus dilakukan secara menyeluruh agar praktik kejahatan siber yang merugikan masyarakat dapat benar-benar diberantas.
Melalui berbagai langkah strategis yang diambil, China berharap dapat memperkuat hubungan dengan negara-negara ASEAN, baik dalam menjaga stabilitas kawasan maupun dalam melawan ancaman kejahatan lintas batas.