24 Maret 2025
Barantin menjamin sapi impor Australia bebas PMK/LSD

Sumber: detik.com

Pojok Kini – Badan Karantina Indonesia (Barantin) memastikan bahwa seluruh sapi impor asal Australia yang didatangkan ke Indonesia untuk program Astacita dan Makan Bergizi Gratis (MBG) telah terbebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK) serta lumpy skin disease (LSD). Kepastian ini diberikan setelah dilakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium terhadap sapi-sapi tersebut, yang merupakan bagian dari langkah pencegahan penyebaran penyakit di tanah air.

Kepala Badan Karantina Indonesia, Sahat M. Panggabean, menyampaikan bahwa pengamanan kesehatan sapi impor dilakukan secara menyeluruh sebelum hewan-hewan tersebut masuk ke wilayah Indonesia. Ia menjelaskan bahwa pemeriksaan dilakukan di peternakan milik PT Tanjung Unggul Mandiri, yang terletak di Desa Tanjung Burung, Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Banten.

Menurut Sahat, seluruh sapi impor dari Australia yang tiba di Indonesia telah melalui proses karantina dan pemberian vaksinasi untuk PMK dan LSD. Pemeriksaan serum darah juga dilakukan untuk memastikan bahwa sapi-sapi tersebut benar-benar dalam kondisi sehat. Hewan-hewan ini disiapkan untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional, terutama melalui program Astacita dan MBG yang menyasar masyarakat dengan akses terbatas terhadap makanan bergizi.

Berdasarkan data Badan Karantina Indonesia, sepanjang tahun 2024, terdapat 470.000 ekor sapi impor yang masuk ke Indonesia. Semua sapi ini telah diawasi dan divaksinasi sesuai standar operasional prosedur (SOP). Di peternakan PT Tanjung Unggul Mandiri sendiri, sebanyak 21.000 ekor sapi telah didatangkan dari Australia, dan semuanya menjalani tahapan pemeriksaan yang ketat.

Sahat menegaskan bahwa distribusi sapi-sapi tersebut ke berbagai wilayah di nusantara sudah dilakukan dengan aman. Hal ini memastikan bahwa bahan pangan berupa daging sapi dari program makan bergizi gratis layak dikonsumsi oleh masyarakat penerima manfaatnya. Ia juga menambahkan bahwa hingga saat ini, pihaknya belum menemukan kasus baru penyakit PMK pada hewan ternak yang telah melalui proses karantina.

“Program MBG yang kita jalankan terjamin kelayakannya. Semua sapi untuk program ini telah dinyatakan sehat dan aman,” ujar Sahat.

Sahat juga mengingatkan pentingnya peran pemerintah daerah dalam mendukung upaya pencegahan penyebaran penyakit mulut dan kuku, terutama di peternakan milik masyarakat. Ia menyarankan agar vaksinasi terhadap hewan ternak dilakukan secara menyeluruh untuk memastikan seluruh sapi terlindungi dari ancaman penyakit menular. Jika ditemukan kasus baru PMK, langkah pemusnahan akan segera dilakukan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

Sebagai bagian dari langkah pengawasan, pemerintah memastikan bahwa seluruh proses mulai dari karantina, vaksinasi, hingga distribusi sapi impor dilakukan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Langkah ini bertujuan untuk menjaga kualitas dan keamanan pangan, sekaligus mendukung kebutuhan protein hewani di Indonesia.

Dengan pengawasan ketat ini, program-program yang menggunakan daging sapi impor, seperti Astacita dan MBG, diharapkan dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat. Daging sapi yang didistribusikan tidak hanya memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, tetapi juga mendukung keberhasilan program pemerintah dalam menyediakan makanan bergizi secara luas.

Keberhasilan Indonesia dalam menjaga kesehatan hewan ternak juga menunjukkan komitmen kuat dalam melindungi industri peternakan dan pangan nasional. Melalui langkah preventif ini, Barantin optimis dapat menjaga keamanan pangan sekaligus meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas daging sapi yang tersedia di pasaran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *