
https://www.antaranews.com
Pojok Kini – Sebanyak 207 rumah warga di Kecamatan Pamona Barat, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, terendam banjir akibat curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah tersebut. Kejadian ini dilaporkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tengah. Banjir melanda Desa Meko, yang mencakup beberapa dusun seperti Dusun 4 RT 11, Dusun 3 RT 007, serta Dusun 1 RT 001, 002, dan 003.
Menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sulteng, Andi Sembiring, banjir terjadi pada Sabtu (30/11) sekitar pukul 00:07 WITA. Hujan deras yang berlangsung cukup lama mengakibatkan meluapnya Sungai Meko, sehingga air merendam permukiman warga dengan ketinggian mencapai 50 hingga 80 sentimeter. Selain rumah warga, beberapa fasilitas umum seperti satu masjid, dua gereja, satu pura, serta dua fasilitas pendidikan, yakni SDN 1 Meko dan TK PGRI Meko, juga ikut terendam. Lima bangunan perkantoran di wilayah tersebut turut terdampak banjir.
Berdasarkan data awal yang dihimpun BPBD, sekitar 800 jiwa terdampak akibat banjir ini. Meskipun tidak ada korban jiwa yang dilaporkan, banjir telah menyebabkan gangguan besar bagi aktivitas sehari-hari warga, termasuk kegiatan pendidikan. Dua sekolah, yakni SDN 1 Meko dan TK PGRI Meko, terpaksa meliburkan aktivitas belajar-mengajar hingga situasi benar-benar kondusif.
Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD setempat segera dikerahkan ke lokasi untuk melakukan asesmen dan koordinasi dengan aparat desa setempat. Langkah awal yang dilakukan adalah membantu warga terdampak mengevakuasi diri ke tempat yang lebih aman, sekaligus membersihkan rumah-rumah yang terendam air. Selain itu, upaya pemantauan terus dilakukan untuk memastikan kondisi warga yang berada di lokasi terdampak.
Kepala BPBD juga menyoroti sejumlah kebutuhan mendesak yang harus segera dipenuhi. Bantuan logistik, seperti sembako, sangat diperlukan untuk mendukung kebutuhan sehari-hari warga yang terdampak. Selain itu, normalisasi aliran sungai menjadi prioritas utama guna mencegah banjir susulan, mengingat wilayah ini rentan terhadap bencana serupa. Pembangunan bronjong di area sungai juga dinilai penting untuk memperkuat tanggul dan mengurangi risiko meluapnya air saat hujan lebat.
Meski situasi banjir mulai surut seiring meredanya hujan, kerugian yang ditimbulkan cukup signifikan. Banyak warga yang harus berupaya keras untuk membersihkan rumah dan memperbaiki kerusakan yang terjadi. Aktivitas sehari-hari juga belum sepenuhnya kembali normal, terutama bagi anak-anak yang harus menunggu hingga sekolah kembali dibuka.
Dalam situasi ini, BPBD Sulawesi Tengah terus mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah rawan banjir atau longsor. Kesadaran masyarakat dalam memantau cuaca dan kondisi lingkungan sangat penting untuk meminimalkan dampak bencana di masa depan. Aparat setempat juga diharapkan terus melakukan upaya pencegahan, seperti memperkuat infrastruktur tanggul serta memastikan aliran sungai tetap lancar.
Banjir di Desa Meko menjadi pengingat akan pentingnya mitigasi bencana, terutama di wilayah yang memiliki risiko tinggi terhadap curah hujan ekstrem. Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan proses pemulihan dapat berjalan cepat, sehingga warga dapat kembali menjalani kehidupan mereka secara normal.