
Sumber: antaranews.com
Pojok Kini – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyampaikan bahwa lebih dari 133.000 warga Suriah yang sebelumnya tinggal di Turki telah kembali ke negara asal mereka setelah terjadinya perubahan dalam pemerintahan Damaskus. Pernyataan tersebut disampaikan dalam pidato publik yang berlangsung di Ankara pada Kamis lalu.
Erdogan sebelumnya telah berjanji untuk menyederhanakan proses pemulangan sukarela bagi para pengungsi Suriah. Janji tersebut diumumkan pada bulan Januari sebagai bagian dari kebijakan Turki dalam menangani pengungsi yang telah bertahun-tahun tinggal di negara itu.
Berdasarkan data hingga awal Desember, jumlah pengungsi Suriah yang masih berada di Turki diperkirakan mencapai lebih dari 2,9 juta orang. Dari jumlah tersebut, lebih dari 1,5 juta di antaranya merupakan anak-anak di bawah umur.
Dalam pidatonya, Erdogan mengungkapkan bahwa sejak revolusi terjadi di Suriah, warga Suriah yang menjadi tamu di Turki telah kembali ke tanah air mereka secara sukarela. Ia juga menambahkan bahwa secara keseluruhan, jumlah pengungsi yang telah kembali ke Suriah dengan selamat telah mencapai 873.000 orang.
Perubahan besar di Suriah dimulai pada 8 Desember 2024, ketika oposisi bersenjata berhasil merebut ibu kota Damaskus. Situasi tersebut kemudian mendorong Presiden Suriah saat itu, Bashar al-Assad, untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Setelah pengunduran diri tersebut, Assad meninggalkan Suriah dan diberi suaka di Rusia.
Setelah pemerintahan Assad berakhir, kepemimpinan sementara di Suriah dibentuk oleh kelompok oposisi, termasuk Hayat Tahrir al-Sham. Mohammed al-Bashir, yang merupakan tokoh utama dalam pemerintahan berbasis di Idlib, ditunjuk untuk menjabat sebagai perdana menteri sementara. Tidak lama setelah penunjukan tersebut, ia mengumumkan bahwa pemerintahan sementara telah dibentuk dan akan berlaku hingga Maret 2025.
Kemudian, pada Januari, seorang pemimpin baru bernama Ahmed Sharaa dinyatakan sebagai presiden transisi Suriah. Keputusan tersebut diambil sebagai bagian dari upaya untuk menstabilkan negara yang telah mengalami konflik selama bertahun-tahun.
Dengan adanya pemerintahan baru di Suriah, pemulangan warga Suriah dari berbagai negara, termasuk Turki, menjadi salah satu langkah yang semakin didorong. Kebijakan Erdogan dalam memfasilitasi kepulangan para pengungsi mencerminkan upaya Turki dalam menangani isu migrasi yang telah menjadi tantangan selama lebih dari satu dekade.
Meskipun banyak warga Suriah yang telah kembali, masih terdapat jutaan lainnya yang tetap tinggal di Turki dan negara-negara lain. Masa depan mereka masih bergantung pada perkembangan situasi politik dan keamanan di Suriah, serta kebijakan yang akan diterapkan oleh pemerintahan transisi yang saat ini berkuasa.
Dengan adanya perubahan besar di Damaskus, banyak pihak berharap bahwa stabilitas dapat segera tercapai, sehingga lebih banyak pengungsi dapat kembali ke tanah air mereka dengan aman. Namun, tantangan dalam rekonstruksi dan pemulihan pasca-konflik masih menjadi pekerjaan besar bagi pemerintahan baru Suriah.